2008/10/27

Aokasi biaya dalam akuntansi perminyakan

Metode akumulasi, klasifikasi, dan alokasi biaya dalam akuntansi perminyakan yang telah diakui secara internasional baik dari FASB (Financial Accounting Standard Board) dengan Generally Accepted Accounting Principle (GAAP) nya dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 29nya maupun International Accounting Standard adalah Succesfull Effort (SE) Method dan Full Cost (FC) Method. Apabila biaya-biaya tersebut dikapitalisasikan, maka biaya–biaya akan dialokasikan (dibebankan sebagai biaya) sejalan dengan waktu, pemanfaatan, dan kegiatan yang terjadi apakah akan abandonend (diabaikan), impaired (dikurangi), atau diproduksi, jika dilanjutkan dengan produksi, pembebanannya dikenal sebagai deplesi, namun jika yang terjadi adalah hal lainnya (abandonement atau impairment) pembebanannnya dilakukan sekaligus pada saat dibuatnya keputusan untuk tidak melanjutkan produksi tersebut. Apabila biaya-biaya tersebut dibebankan pada saat terjadinya, maka akan dibebankan terhadap pendapatan (revenue) atau perhitungan rugi laba periode terjadinya biaya tersebut. Perbedaan utama antara metode Succesfull Effort dan metode Full Cost adalah dalam penentuan kapan pembebanan biaya atau rugi terhadap penghasilan (perhitungan rugi-laba). Perbedaan utama lainnya adalah pada ukuran Cost Center (Pusat Biaya) biaya-biaya mana yang akan diakumulasikan dan diamortasikan. Pada Succesfull Effort, pusat biayanya adalah lease/kontrak, field/kawasan/areal, atau reservoir. Cost Center yang digunakan oleh metode Full Cost Effort ini biasanya jauh lebih kecil/sempit dari pada cost center yang digunakan oleh metode Full Cost. Cost Center dalam metode Full Cost adalah negara dimana dilakukannya industri minyak dan gas bumi tersebut. Metode Succesfull Effort umumnya konsisten dengan Financial Accounting Theory ( Teori Akuntansi Keuangan). Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan:1

”Dalam konsep pemikiran Financial Acconting saat ini, aset merupakan suatu sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang, dan non monetary assets ( asset non keuangan ) umumnya dihitung sesuai dengan biaya untuk memperolehnya. Biaya- biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan perolehan asset tertentu yang dapat memberikan manfaat di masa mendatang, tidak akan dikapitalisasikan, walaupun biaya tersebut cukup berpengaruh (material ) terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Biaya-biaya yang tidak dapat memberikan manfaat di masa datang harus dibebankan atau diakui sebagai kerugian pada periode terjadinya biaya tersebut.”

Tabel 3.2

COMPARATION OF ACCOUNTING TREATMENT

SUCCESSFULL EFFORT, FULL COSTING AND PSC










Sumber : Kanwil Pajak Khusus, Depkeu (2005)



Disamping metode-metode yang disebutkan diatas, di Indonesia (juga di banyak negara penghasil minyak dan gas bumi lainnya) ada juga yang perlakuannya agak berbeda. Production Sharing contract (PSC) walaupun klasifikasi biaya-biayanya masih menginduk pad kedua metode yaitu metode Succesfull Effort dan metode Full Cost, akan tetapi perlakuan akuntansi terhadap biaya-biaya tersebut agak berbeda,



IBCluvb- Hartomo-



Tidak ada komentar: