2010/08/21

Ramalan Dunia Tahun 2010

Tahun 2010: krisis ekonomi dunia

- Temperatur beberapa negara Afrika kemungkinan besar meningkat hingga 58° Celcius, bersamaan itu terjadi kekurangan air bersih yang parah.
- Tanggal 15 Juni pasar saham di New York bakal runtuh, ekonomi dunia akan memasuki kondisi krisis.

Suhu di Afrika bisa mencapai 58° Celcius, angka yang pada awal mendengar seolah-olah sulit dipercaya, namun pada kenyata-annya pada awal bulan Mei 2007, menurut info para pelancong yang pergi ke sekitar wilayah Afrika, temperatur di Yunani dan Turki sudah mencapai 39° hingga 40° Celcius, sedangkan ibu kota utama Irak dan jazirah Arab temperatur tingginya berta-han di suhu 45° – 46° Celcius, pada musim panas suhu tertinggi dimungkinkan terjadi. Suhu awal Mei saja sudah sedemikian tinggi, bisa dibayangkan pada tahun 2010 kelak pemanasan global bakal semakin parah, temperatur di banyak negara Afrika sangat dimungkinkan mencetak rekor tertinggi yang susah dibayangkan.

Tahun 2011: flu burung H5NI tewaskan 73 juta orang

- Penelitian metode penyembuhan penyakit kanker berhasil dengan sukses, akan tetapi jenis penyakit baru lainnya bakal muncul.
- Wabah beracun yang mematikan bakal muncul, dinamakan ALS, yang menyebabkan kehilangan kekebalan tubuh, apabila terjangkit penyakit tersebut dalam tempo 4 jam bakal meninggal.
- Flu burung jenis H5NI mulai resmi menyerang umat manusia, hingga tahun 2013 terdapat sekitar 73.000.000 orang tewas karena virus ini.

Tahun 2012: rimba Amazon lenyap

- Oleh karena perluasan area kebakaran ladang sewaktu musim kekeringan, gurunisasi dimulai, antara tahun 2015 - 2020 rimba belantara Amazon bakal lenyap.
- Mulai 6 Desember langit berubah memasuki jaman awan hitam, disebut sebagai kabut pekat karena cuaca.
- Oleh karena tersebar luasnya penyakit menular umat manusia mulai punah.

Tahun 2013: penyembuhan kanker berhasil

- Penelitian untuk metode penyembuhan penyakit kanker selain tumor otak dinyatakan berhasil.
- Pulau Bahama dari kepulauan Hindia barat (gugus kepulauan dekat Karibia), antara tanggal 1 -25 November dikarenakan letus-an gunung berapi terjadi gempa bumi, sesudah itu juga bakal terjadi tsunami super raksasa setinggi 150 meter, gelombang tsunami setinggi kira-kira 80 meter akan menyapu lautan Karibia, daratan AS, Brazil dan lain-lain juga bakal diterjang masuk jauh ke daratan hingga 15 - 20 km. Sebelum tsunami terjadi, air laut akan surut sedalam 6 meter, sejumlah besar penyu juga akan mulai bergerak.

Tahun 2014: planet kecil mendekati bumi

Planet kecil perlahan-lahan mendekati bumi dan ada kemungkinan bertubrukan dengan bumi, eksistensi planet kecil ini mempengaruhi permasalahan tentang timbul tenggelamnya umat manusia di bumi.

Tahun 2015: suhu 59 derajat, banyak orang mati kepanasan

Pertengahan November suhu rata-rata dunia kemungkinan mencapai 59° Celcius, ada banyak orang mati kepanasan, dengan demikian kekalutan besar dunia semakin parah saja.

Tahun 2016: George Bush kritis

- Pertengahan bulan April terjadi serangan taifun, ada ibu kota di Tiongkok mengalami kerusakan, sekitar 1.000 orang tewas.
- Presiden AS saat ini George W. Bush bakal masuk ruang gawat darurat RS, jiwanya di ambang kematian.

Tahun 2018: pemimpin dunia rapat soal planet kecil

Mengenai masalah pendekatan planet kecil ke bumi, para pemimpin berbagai pemerintahan dunia berkumpul mengadakan rapat penanggulangannya. Jucelino pada tahun 2000 sudah meramalkan, selain itu juga memberitahu keberadaan planet kecil itu kepada NASA, pada tanggal 31 Juni 2002 sebagian kecil petinggi NASA menamakan planet kecil tersebut “2002NZT7”.

Tahun 2026: tsunami San Francisco setinggi 150 meter

- Terjadi gempa super besar di San Francisco pada bulan Juni, disebut sebagai “The Big One”, patahan besar San Andreas Fault bisa rusak, negara bagian California bisa hancur, banyak kawah gunung berapi bakal terbuka kembali, ketinggian tsunami juga bisa melebihi 150 meter.

Tahun 2043: penduduk bumi berkurang drastis

Penduduk dunia berkurang secara drastis, terdapat sekitar 80% penduduk tewas di dalam bencana.

Ramalan Al Gore jadi wapres dan raih Nobel perdamaian

Mantan wapres AS, Al Gore, berupaya terhadap penelitian permasalahan pemanasan global, karangannya yang terkenal yakni An Inconvenience Truth telah dibuatkan filmnya, malah juga telah memperoleh hadiah Oscar, sehingga banyak orang menyambut dengan getir permasalahan pemanasan global Al Gore yang dipindahkan ke layar perak. Sesungguhnya pada 19 tahun yang lalu, yakni pada tahun 1988, Jucelino sudah meramalnya, berita itu dimuat di majalah Moon edisi 6.

Menurut surat ramalan kepada Al Gore yang kala itu menjabat anggota kongres yang dikirim per pos pada tahun 1988 oleh Jucelino sudah diinfokan kepada Al Gore, dari tahun 1993 - 2001 ia bakal menjabat wapres pemerintahan Clinton, kelak akan berusaha dengan gigih terhadap kegiatan yang melindungi lingkungan hidup di bumi, selain itu juga bakal tersohor dengan buku karangannya berjudul An Inconvenience Truth. Dalam surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu, Jucelino juga menyebut dengan tepat judul bukunya. Selain itu juga diberitahukan kegiatan Al Gore tersebut bakal diakui dan berhasil memperoleh hadiah Nobel perdamaian tahun 2007

RAMALAN JAYABAYA DAN MASA DEPAN INDONESIA


jayabayaPrabu Jayabaya adalah Raja Kediri bertemu pendita dari Rum yang sangat sakti, Maulana Ali Samsuyen. Ia pandai meramal serta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sang pendeta menerangkan berbagai ramalan yang tersebut dalam kitab Musaror dan menceritakan penanaman orang sebanyak 12.000 keluarga oleh utusan Sultan Galbah di Rum, orang itu lalu ditempatkan di pegunungan Kendeng, lalu bekerja membuka hutan tetapi banyak yang mati karena gangguan makhluk halus, jin dsb, itu pada th rum 437, lalu Sultan Rum memerintahkan lagi di Pulau Jawa dan kepulauan lainnya dgn mengambil orang dari India, Kandi, Siam. Sejak penanaman orang-orang ini sampai hari kiamat kobro terhitung 210 tahun matahari lamanya atau 2163 tahun bulan, Sang pendeta mengatakan orang di Jawa yang berguru padanya tentang isi ramalan hanyalah Hajar Subroto di G. Padang. Beberapa hari kemudian Jayabaya menulis ramalan Pulau Jawa sejak ditanami yang keduakalinya hingga kiamat, lamanya 2.100 th Matahari. Ramalannya menjadi “TRI-TAKALI”, yaitu:

  1. Jaman permulaan disebut KALI-SWARA, lamanya 700 th matahari (721 th bulan). Pada waku itu di jawa banyak terdengar suara alam, gara-gara geger, halintar, petir, serta banyak kejadian-kejadian yang ajaib dikarenakan banyak manusia menjadi dewa dan dewa turun kebumi menjadi manusia.
  2. Jaman pertengahan disebut KALI-YOGA, banyak perobahan pada bumi, bumi belah menyebabkan terjadinya pulau kecil-kecil, banyak makhluk yang salah jalan, karena orang yang mati banyak menjelma (nitis).
  3. Jaman akhir disebut KALI-SANGARA, 700 th. Banyak hujan salah mangsa dan banyak kali dan bengawan bergeser, bumi kurang manfaatnya, menghambat datangnya kebahagian, mengurangi rasa-terima, sebab manusia yang yang mati banyak yang tetap memegang ilmunya.

Tiga jaman tersebut masing-masing dibagi menjadi Saptama-kala, artinya jaman kecil-kecil, tiap jaman rata-rata berumur 100 th. Matahari (103 th. bulan), seperti dibawah ini:

  1. I. JAMAN KALI-SWARA dibagi menjadi :

1). Kala-kukila 100 th, (th. 1-100): Hidupnya orang seperti burung, berebutan mana yang kuat dia yang menang, belum ada raja, jadi belum ada yang mengatur/memerintah.

2). Kala-buddha (th. 101-200): Permulaan orang Jawa masuk agama Buddha menurut syariat Hyang agadnata (Batara Guru).

3). Kala-brawa* (th. 201 – 300): Orang-orang di Jawa mengatur ibadahnya kepada Dewa, sebab banyak Dewa yang turun kebumi menyiarkan ilmu.

4). Kala-tirta (th. 301-400): Banjir besar, air laut menggenang daratan, di sepanjang air itu bumi menjadi belah dua. Yang sebelah barat disebut pulau Sumatra, lalu banyak muncul sumber-sumber air, disebut umbul, sedang,telaga, dsb.

5). Kala-swabara (th. 401-500): Banyak keajaiban yang tampak atau menimpa diri manusia.

6). Kala-rebawa (th. 501-600): Orang Jawa mengadakan keramaian2-kesenian dsb.

7). Kala-purwa (th. 601-700): Banyak tumbuh2an keturunan orang2 besar yang sudah menjadi orang biasa mulai jadi orang besar lagi.

  1. II. JAMAN KALA-YOGA dibagi menjadi :

1). Kala-brata (th. 701-800): Orang mengalami hidup sebagai fakir.

2). Kala-drawa (th. 801-900): Banyak orang mendapat ilham, orang pandai menerangkan hal-hal yang gaib.

3). Kala-dwawara (th. 901-1.000): Banyak kejadian yang mustahil.

4). Kala-praniti (th. 1.001- 1.101): Banyak orang mementingkan ulah pikir.

5). Kala-teteka (th. 1.101 – 1.200): Banyak orang datang dari negeri-negeri lain.

6). Kala-wisesa (th. 1.201 – 1.300): Banyak orang yang terhukum.

7). Kala-wisaya (th. 1.301 – 1.400): Banyak orang memfitnah.

  1. III. JAMAN KALA-SANGARA dibagi menjadi :

1). Kala-jangga (th. 1.401 – 1.500): Banyak orang ulah kehebatan.

2). Kala-sakti (th. 1.501 – 1.600): Banyak orang ulah kesaktian.

3). Kala-jaya (th. 1.601 – 1.700): Banyak orang ulah kekuatan untuk tulang punggung kehidupannya.

4). Kala-bendu (th. 1.701 – 1.800): Banyak orang senang berbantahan, akhirnya
bentrokkan.

5). Kala-suba (th. 1.801 – 1.900) : Pulau Jawa mulai sejahtera, tanpa kesulitan, orang bersenang hati

6). Kala-sumbaga (th. 1.901 – 2.000) : Banyak orang tersohor pandai dan hebat.

7). Kala-surasa (th. 2.001 – 2.100): Pulau Jawa ramai sejahtera, serba teratur, tak ada kesulitan, banyak orang ulah asmara.

Ramalan Jayabaya bagi Indonesia setelah tahun 2001 Indonesia akan menjadi sebuah negeri yang aman, makmur, adil dan sejahtera sebagai akhir dari Ramalan Jayabaya (Kala-surasa, 2001-2100 M), zaman yang tidak menentu (Kalabendu) berganti dengan zaman yang penuh kemuliaan, sehingga seluruh dunia menaruh hormat. Akan muncul seorang Satriya Piningit sebagai Pemimpin baru Indonesia dengan ciri-ciri sudah tidak punya ayah-ibu, namun telah lulus Weda Jawa, bersenjatakan Trisula yang ketiga ujungnya sangat tajam, sbb:

“Mula den upadinem sinatriya iku wus tan abapa, abibi, lola, wus pupus weda Jawa mung angendelake trisula, landepe trisula sing pucuk gegawe pati utawa untang nyawa, sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda.”

Ramalan selanjutnya adalah:

“Inilah jalan bagi yang selalu ingat dan waspada! Agar pada zaman tidak menentu bisa selamat dari bahaya atau “jaya-baya”, maka jangan sampai keliru dalam memilih pemimpin. Carilah sosok Pemimpin yang bersenjatakan Trisula Weda pemberian dewa. Bila menyerang tanpa pasukan, kalau menang tidak menghina yang lain. Rakyat bersukaria karena keadilan Tuhan telah tiba. Rajanya menyembah rakyat yang bersenjata Trisula Weda; para pendetapun menghargainya. Itulah asuhannya Sabdopalon – yang selama ini menanggung rasa malu tetapi akhirnya termasyhur- karena segalanya tampak terang benderang. Tidak ada lagi yang mengeluh kekurangan; itulah pertanda bahwa zaman tidak menentu telah usai berganti zaman penuh kemuliaan, sehingga seluruh dunia pun menaruh hormat.”

Di zaman modern abad ke-21 saat ini dengan berbagai persenjataan modern dan alat tempur yang canggih, mulai dari senjata nuklir, roket, peluru kendali, dan lain-lainnya, maka senjata Trisula Weda mungkin bukanlah senjata dalam arti harafiah, tetapi adalah senjata dalam arti kiasan, tiga kekuatan yang mebuat seorang Pemimpin disegani segenap Rakyatnya. Bisa saja itu adalah tiga sifat-sifat sang Pemimpin, seperti: Benar, Lurus, Jujur (bener, jejeg, jujur) seperti yang diungkapkan dalam tembang-tembang Ramalan Jayabaya.

Demikian pula tentang sosok sang Pemimpin yang digambarkan sebagai Satriya Piningit, bukanlah seseorang yang tiba-tiba muncul, tetapi Ia adalah seorang Pemimpin Indonesia yang sifatnya tidak mau menonjolkan diri, tetapi Ia bekerja tanpa pamrih, menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi kemajuan bangsa dan negara. Sudah ada langkah-langkahnya yang nyata yang dapat ditelusuri dalam kehidupannya sehari-hari.

The Strategies for Reducing Corruption project responded to a widely perceived need to develop a broad-based anti-corruption prevention strategy

In this regard, the project would constructively link corruption prevention to institutional
reform/modernization by building a relatively broad based (if mostly expert) consensus for concrete
actions emerging from a broader strategy for institutional change. The project concentrated, as detailed
above, on administration of justice, procurement, customs, privatization, social security and financial
management/budgeting. The selection of these six general areas of focus responded to the need to
address broad issues and preserve latitude for developing consensus on priorities and approach. In
comparison to the project in Brazil, the focus of this project was much broader in keeping with the need to
build the foundation of a reform and anti-corruption effort.
Each diagnostic study combined technical expertise of the consultant – in each case an accomplished
expert in the field with experience in reforms in other countries and contexts – with participatory
stakeholder meetings to produce a document that reflected a consensus on technically sophisticated
Evaluation Report Reducing Corruption
9
recommendations. Furthermore, each study was presented to the press and public by a relatively broad
group of sector stakeholders to enhance impact and credibility as well as broaden ownership.
The stated objectives of this project were:
• To identify and promote strategies to combat corruption;
• To advocate legislative, institutional or constitutional reform in order to reduce opportunities for
corruption;
• To generate business leadership and public support for the fight against corruption; and
• To strengthen democratic institutions in Ecuador.
Each study, in keeping with the project plan, contained four basic elements:
1- An introduction to the theme by the Director of ANDE including a statement of ANDE’s position on
the issue;
2- A diagnostic – historical, empirical and institutional – of the issue by a recognized expert
(consultant);
3- Alternative approaches to address the problems – including corruption – identified; and
4- And outline of short, medium and long-term measures to be taken to implement the
recommendations.
Administration of Justice: Written by a well-respected AID/IaDB consultant and expert on accounting
and legal system modernization, this brief study reviews ongoing judicial reform efforts in Ecuador. Its
three key specific recommendations are:
1- codifying and rationalizing the knot of overlapping laws;
2- modernizing (increased speed and efficiency) the legal process and;
3- matching efficacy of administration of justice to growing demand, are justified by historical,
empirical and political analysis.
Public Contracting/Procurement: This is a comprehensive primer on how the procurement system
needs to be modernized – in keeping with a region-wide trend – to avoid habitual (and well publicized)
misuse and encourage competition. The study addresses the various institutions involved and
corresponding adjustment in their roles, laws and the constitution to generate the proper balance of
effectiveness and control.
Customs: A very straightforward diagnosis by an Ex-Director for the need for reform of laws, processes
and enhance personnel training. This study like the others, briefly addresses the reform of this sector in
relation to the historical corruption that has plagued Ecuador, offering mechanisms for changing the
institutional culture in keeping with the “island of integrity” notion.
Social Security: This very thorough study offers a convincing blueprint of downstream costs and benefits
of comprehensive reform. It details steps to be taken to recover the reform initiative in this area.
Privatization: Drafted by the key architect of privatization in Bolivia, the study reviews the issues,
institutions and interests at play while addressing some of the variables in the key sectors under
consideration for privatization. In a very common sense fashion it demystifies an issue that in Ecuador is
shrouded in dark mystery and legend.
Evaluation Report Reducing Corruption
10
Transparency in Financial Management/Budgeting: This study reviews in a very broad fashion the
issue of the government role in transparent budgeting and financial management and its effect on various
key economic sectors.
Outreach Activities
A working luncheon focusing on each topic (one luncheon for each topic) with key stakeholders
(usually about a dozen) moderated by the consultant contracted to draft the study was conducted during
the diagnosis preparation stage. The process of exchanging ideas to reach consensus varied from group to
group. But in each case, a consensus was reached and was reflected in the final study document. The
stakeholders who participated in the process are acknowledged at the end of each study document. These
key stakeholders were brought together for a second working luncheon at which the final document was
reviewed and presented to the press.
The outreach:
􀂃 was limited to key stakeholders in and out of government;
􀂃 built a consensus among these sector stakeholder;
􀂃 generated a technically proficient documents accessible to a relatively wide audience; and
􀂃 addressed long-term strategies as well as mid and short-term concrete reform recommendations.
Presuppositions
The methodological presupposition was that diagnostic studies with recommendations generated and
supported by a key group of specialized sector stakeholders, would produce both a strong demand for
concrete action and support for a broader strategy for reform.
The contextual presuppositions were more fluid in keeping with the particularly changeable political
environment in Ecuador over the last several years. The logic was that if solid recommendations
supported by a significant constituency were put on the table eventually part of the strategy and measures
would be taken up as political circumstance allowed. The strategy has been adopted by the Mahuad
government (reflected in the Anti-Corruption Action Plan). While there are plans for implementation and

Tata Pemerintahan Yang Baik

Karakteristik dasar tata laksana pemerintahan yang baik

Tata laksana pemerintahan yang baik adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk menentukan keputusan. Tata laksana pemerintahan yang baik ini walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan menjadi sempurna - namun, apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi

Tata laksana pemerintahan yang baik ini dapat dipahami dengan memberlakukan delapan karakteristik dasarnya yaitu:

  1. Partisipasi aktif
  2. Tegaknya hukum
  3. Transparansi
  4. Responsif
  5. Berorientasi akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
  6. Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang.
  7. Efektif dan ekonomis
  8. Dapat dipertanggungjawabkan

Berlakunya karakteristik-karakteristik diatas biasanya menjadi jaminan untuk:

  • Meminimimalkan terjadinya korupsi
  • Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
  • Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam pengambilan keputusan.