2010/08/28

SEANDAIKATA KITA BERPERANG

Rabu, 26 Maret 2003 15:11 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat militer Hasnan Habib mengatakan tidak sepakat kalau dikatakan pertahanan Indonesia hanya mampu bertahan terhadap serangan Amerika Serikat (AS) selama sepekan. Menurutnya, kekuatan pertahanan Indonesia adalah dengan strategi gerilya. “Mana mau tentara AS masuk ke hutan-hutan?” kata Habib kepada Tempo News Room yang menghubungi melalui telepon, Jakarta Rabu (26/3) siang.Pendapat Habib dikemukakan guna menanggapi pernyataan Presiden Megawati Soekarnoputri yang mengatakan Indonesia tidak akan mampu bertahan dari serangan AS dalam sepekan jika diserang. Sehingga, Indonesia tidak bisa keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bentuk protes terhadap agresi militer AS terhadap Irak.Menurut Habib, Indonesia akan mampu bertahan jika rakyat Indonesia saling bersatu dan tidak menyerang yang lain. Jika rakyat Indonesia dapat melakukannya, kata bekas Asisten Perencanaan Umum Hankam itu, perang akan mampu bertahan lama. “Jika rakyat bersatu, selama 100 tahun juga perang tidak akan berakhir,” kata dia sambil tertawa.Namun demikian, Habib membenarkan bahwa saat ini angkatan perang Indonesia menghadapi masalah yang serius. Dua masalah utama yang saat ini dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah kekurangan dana operasional dan peralatan yang tergolong usang. “Diantara lima negara ASEAN pertama, peralatan perang Indonesia yang paling menyedihkan,” katanya.Menurut mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini, keputusan pemerintah untuk tidak keluar dari PBB sudah tepat. Ia melihat bahwa jika keluar dari PBB, Indonesia tidak akan memiliki akses ke lembaga-lembaga dana internasional seperti Bank Dunia. Selain itu, keadaan dunia akan kembali kepada hukum rimba, sehingga masing-masing negara akan bertindak sendiri-sendiri.Walau begitu, dia juga menyadari bahwa lembaga internasional ini harus direformasi sehingga demokratis dan mencerminkan keadaan dunia saat ini. Salah satu bentuknya adalah penghapusan hak veto lima negara besar, termasuk Amerika. Kinerja PBB sendiri hingga saat ini sangat memprihatinkan. “Mana ada konflik di dunia ini yang berhasil diselesaikan PBB,” kata dia.

Tidak ada komentar: