2010/08/28

Ekskavasi Mesjid Al-Aqsa oleh Israel

rganisasi Konferensi Islam (OKI) Kapanlagi.com - Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan menyerahkan kewenangan kepada anggotanya untuk mengambil keputusan yang bijak jika Israel tidak mengindahkan seruan OKI.Pernyataan itu dikemukakan Atta Maname Bakhit, assisten Sekretaris Jenderal OKI, dalam wawancara di Jakarta, Rabu, sehubungan dengan ekskavasi yang dilakukan Israel di bawah Mesjid Al Aqsa di Jerusalem.Atta Maname menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa menyatakan apa bentuk kebijakan tegas yang akan diambil oleh anggota OKI terhadap Israel, apabila negara tersebut tetap bendel dan tidak mau tahu imbauan internasional.Dalam minggu depan, OKI akan mengadakan pertemuan istimewa sehubungan dengan penggalian yang dilakukan oleh Israel di bawah Mesjid Al Aqsa yang merupakan situs dunia yang bersejarah.Banyak negara di dunia memprotes tindakan Israel menggali tanah di bawah Mesjid Al Aqsa yang dilaporkan ingin membuat terowongan. Protes tersebut tidak hanya datang dari pihak negara anggota OKI, tetapi negara negara lain di dunia, ujarnya.Sebelumnya Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda mengatakan bahwa Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat mengharapkan peran Indonesia dalam menyelesaikan berbagai masalah di Timur Tengah, termasuk masalah penggalian di sekitar Masjid Al-Aqsa oleh Israel."Al-Aqsa memang isu sangat aktual saat ini, Sekjen OKI menginginkan peran Indonesia dalam masalah ini. Karena itu hari ini masalah penggalian ini dibahas di dalam sidang Dewan Keamanan PBB," ujarnya.Ada dua anggota Dewan Keamanan dari anggota OKI yaitu Indonesia dan Qatar. Sudah ada upaya bersama para duta besar negara-negara OKI, termasuk duta besar Indonesia yang dua hari lalu mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB yang baru, Ban Ki--Moon.Menurut Wirajuda, pertemuan tersebut dilakukan untuk meminta Sekjen PBB memperhatikan posisi dan tanggapan negara anggota OKI khususnya meminta Israel menghentikan tindakan penggalian di wilayah sekitar Masjid Al Aqsa.Selanjutnya Manane mengatakan Indonesia tidak hanya sebagai anggota OKI, tapi juga sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB menyampaikan pesan yang tidak hanya mencerminkan posisi Indonesia tetapi juga posisi negara-negara OKI lainnya.Sejak beberapa pekan lalu, buldozer Israel terus melakukan pembongkaran terhadap rumah dan bangunan yang merupakan warisan budaya Islam sejak tahun 1967. Daerah itu merupakan bagian penting dari lembah Al-Mughrabah Al-Quds Lama yang mencakup 10 bangunan bersejarah.Sebelumnya negara tersebut juga telah membangun museum Israel yang diberi nama, Pusat Peninggalan Tembok Ratapan di atas reruntuhan bangunan warga Arab.Penggalian terowongan itu sebenarnya bukan berita baru. Penggalian ini sudah dilakukan sejak tahun 1967 sebagai rangkaian langkah Israel untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa.Pada 15 September 1969, PBB telah mengeluarkan resolusi 271 yang menyebutkan bahwa kerusakan yang terjadi akibat serangan ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem adalah amat disesali, dan setiap perilaku atau perbuatan yang tidak menghormati agama atau tempat suci, pembinaan agama dan tempat di Yerusalem dinilai akan membahayakan keamanan dan keselamatan antar bangsa.Sementara, Israel seperti yang dilansir oleh Reuters mengatakan pihaknya diamanatkan undang-undang untuk menyelamatkan benda-benda purbakala sebelum pembangunan sebuah jembatan pejalan kaki untuk menggantikan sebuah jalan yang sudah ada menuju kompleks masjid Al Aqsa.Jalan itu tidak aman setelah jalan yang landai itu rusak akibat badai salju dan gempa tahun 2004.Para pemimpin Islam menyerukan protes terhadap penggalian -- sekitar 50 meter dari kompleks Al Aqsa-- dan negara-negara Arab meminta Israel menghentikan pekerjaan itu, menuduh tindakan itu dapat merusak fondasi masjid tersebut.Israel mengatakan tempat-tempat suci itu tidak akan dirusak.Kompleks itu terletak di Jerusalem timur yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dalam satu tindakan yang tidak mendapat pengakuan internasional. (*/lpk)

Tidak ada komentar: